Dulu
setiap hari libur semesteran, waktu Ira umur kurang lebih 5 th , kalau ada
kesempatan Ira sekeluarga yaitu Mama dan Papa pergi dari Jakarta ke Malang
untuk berlibur ke rumah Kakek. Dirumah Kakek yang pertama kali ditemuinya
adalah Kekek , Kakeknya dulu bekerja sebagai ahli mesin di perusahaan ternama
di Malang dan sekarang sudah pensiun.
Tiap bertemu Ira wajahnya selalu
berseri-seri, dipeluknya badan Ira erat – erat sambil tersenyum memandangi
wajah Ira yang setiap tahun bertambah dewasa.
Sampai suatu ketika karena Kakek
sering minum kopi dan merokok Ia punya
penyakit Kencing manis. Sebulan sekali Kakek harus periksa ke dokter untuk
menjaga kestabilan darahnya karena kalau kandungan gula didalm darah kurang, Ia
akan kelemesan.
Setelah
beberapa tahun kemudian, umur Kakek semakin bertambah dan daya tahan tubuhnya
pun semakin berkurang,Tiba- tiba Kakek Ira masuk ke rumah sakit. Setelah
diselidiki oleh dokter ternyata Kakek sakit Paru- paru basah dan harus rawat
inap. Bude Ira yang bernama Bude Ni menelpon Ira lewat telepon rumah miliknya.
Bude Ni :“Assalamualaikum.”
Karena yang mengangkat adalah
Mama Ira, Mamanya pun yang menjawab telepon tersebut.
Mama Ira :”Halo,Walaikumsalam. Ada apa ya Mbak Ni? ”
Bude Ni :“Iniloh, Bapak mendadak sakit Paru- paru basah dan harus
rawat inap.”
Mama Ira :”Apa Bapak sakit Paru- paru basah!” (kaget)
Kemudian Ira pun mendengar
teriakan Mama dan segera mendekati nya.
Ira :”Ada apa ma?” (bingung)
Setelah Bude Ni menelepon Mama
dan menceritakan hal itu hingga telepon ditutup.
Mama pun menceritakan kembali
kepada Ira dan Papa. Tanpa berpikir panjang mereka bertiga pergi rumah Kakek.
Perjalanan
dari Jakarta ke Malang kurang lebih sehari, besoknya mereka sudah sampai di
Malang dan langsung pergi ke rumah sakit tempat Kakek Ira dirawat. Setelah
sampai Ira langsung berlari ke ruangan Kakek.
Ira :”Kakek, Kekek nggakpapa kan !”
Kakek :”Ira” (sambil menahan rasa sakit!)
Setelah mengobrol dengan Kakek,
Ira pun tertidur sambil duduk dan bersender di tempat tidur Kakek.
Malam
hari Ira dibangunkan oleh Dokter untuk keluar ruangan karena di hadapan nya
Kakek terlihat seperti koma dan kondisinya kritis. Ira pun langsung berlari ke
luar ruangan sambil meneteskan air matanya. Dilihatnya di luar ruangan tampak
Mama, Papa dan seluruh keluarga menunggu Dokter untuk mengetahui kondisi Kakek.
Setelah cukup lama, Dokter keluar dengan wajah tak meyakinkan, Dokterpun
berkata “Kakek sudah tiada.” Mendengar ucapan itu Ira dan seluruh keluarga
menangis dan merasakehilangan akan Kakek yang telah meninggal. Ira mengingat
semua yang Ia dan Kakeknya lakukan, sekarang
hanya tinggal kenangan masa lalu.
By Arafa
Zahira
No comments:
Post a Comment